Tuesday, 14 July 2015

Itik Mojosari

Itik Mojosari merupakan salah satu itik lokal petelur unggul yang berasal dari kecamatan Mojosari kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Itik ini produksinya lebih tinggi dari pada itik Tegal. Itik Mojosari berpotensi untuk dikembangkan sebagai usaha ternak itik komersial, baik pada lingkungan tradisional maupun intensif. Bentuk badan itik Mojosari relatif lebih kecil dibandingkan dengan itik petelur lokal lainnya, tetapi telurnya cukup besar, enak rasanya dan digemari konsumen.



Ciri-ciri umum itik Mojosari, antara lain :
  • Postur tubuh sama dengan itik tegal, hanya umumnya lebih kecil
  • Warna bulu kemerahan dengan variasi coklat kehitaman, pada itik jantan ada 1-2 bulu ekor yang melengkung ke atas dengan warna paruh dan kakinya lebih hitam dibandingkan dengan itik betina
  • Tidak memiliki sifat mengerami telurnya sendiri
  • Berat badan dewasa rata-rata 1,7 kg
  • Produksi telur rata-rata 200-220 butir/tahun
  • Berat telur rata-rata 65-70 gram
  • Warna kerabang telur biru kehijauan
  • Masa produksi 11 bulan/tahun
  • Mulai bertelur ketika umur 6 bulan dengan tingkat kestabilan produksi dimulai saat berumur 7 bulan
  • Dengan perawatan yang baik produksi perhari dapat mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi
  • Itik Mojosari yang bertelur pertama kali pada umur 25 minggu memiliki masa produksi lebih lama, bisa sampai 3 periode masa produktif
Corak warna
  • Warna branjangan, yaitu itik yang mempunyai bulu coklat muda dihiasi dengan lurik-lurik hitam seperti burung branjangan
  • Warna jarakan, yaitu itik yang mempunyai warna bulu lurik-lurik hitam, kalau ada kalung putih disebut jarakan belang
  • Warna bosokan, yaitu itik yang mempunyai warna bulu seolah-olah hitam ketika masih meri (DOD), tetapi setelah besar sedikit demi sedikit berwarna coklat tua
  • Warna gambiran, yaitu itik yang mempunyai warna bulu campur hitam dan putih

Kemampuan Produksi Telur dan Berat Beberapa Jenis Itik Petelur 

Adaptasi itik mojosari di ibu kota Jakarta
Laporan Hasil Kegiatan Gelar Teknologi Penerapan Sistem Usaha Tani Itik Petelur dl DKI Jakarta tahun 2000 bahwa Itik Mojosari cukup beradaptasi di DKI Jakarta. Hasil pengkajian IP2TP Jakarta di Wilayah Kelurahan Rorotan Jakarta Utara menunjukkan bahwa itik ini mampu berproduksi sekitar 203 butir per tahun, lebih tinggi dari itik lokal yang berproduksi sekitar 188 butir per tahun. Hasil tersebut diperoleh dengan pemberian pakan sebanyak 150 gram/ekor/hari. Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein 21% dan energi sebesar 2.970 kilo kalori per kg. Kualitas telur yang dihasilkan cukup baik dilihat dari ukuran, warna kuning telur, tebal kerabang dan kekentalan putih telurnya. Berat telurnya rata-rata sekitar 64,5 gram per butir. Kecocokan itik Mojosari di Wilayah DKI Jakarta, juga dapat dilihat dari tingkat kematian yang hanya 0,75% dan kekebalan yang lebih tinggi terhadap penyakit dan parasit.

Potensi untuk dikembangkan
Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki oleh itik mojosari, maka tak heran kalau itik ini menjadi objek uji coba untuk pengembangan itik lokal. Pada tahun 1996, Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi Bogor menemukan hasil persilangan dua itik lokal (mojosari dan alabio) yang keturunannya lebih baik dari tetuanya. Pada tahun 2002 diadakan kerjasama antara Balitnak Ciawi Bogor dengan Balai Pembibitan Ternak Unggul (BPTU) kambing domba dan itik Pelaihari, Kalimantan Selatan untuk mengembangkan hasil persilangan tersebut dan hasilnya sangat memuaskan.
Hasil persilangan itik tersebut diberi nama ITIK HIBRIDA RAJA (ada sebagian daerah menyebutnya dengan itik MA atau AM). Dinamakan itik raja karena itik ini mempunyai keunggulan pertumbuhan yang lebih cepat daripada itik jantan lainnya, dagingnya lebih tebal dan aromanya tidak terlalu amis seperti itik lainnya. Keunggulan lain adalah daya kekebalan tubuh terhadap penyakit dan lebih tahan stress baik akibat perubahan cuaca maupun suara bising. Untuk laju pertumbuhannya juga tak perlu diragukan lagi, yaitu bisa mencapai berat 1,2-1,4 kg dalam kurun waktu 6 minggu. Sehingga tak salah kalau itik Raja ini menjadi primadona saat sekarang ini.

Silahkan mengcopy isi artikel ini sebgaian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : http://www.sentralternak.com

0 comments:

Post a Comment